NYASAR KE BALI 1

Posted by Labels: at

  Masih suasana libur lebaran bro n sis, setelah dari semeru kami bertiga berniat ke salah satu daerah bernama Tanggul masih dalam cakupan kabupaten Jember, sudah menjadi tradisi ku setiap dari Semeru, aku pasti singgah ke kampung. Di sana aku dilahirkan, so darah Jawa dan Medan mengalir dalam tubuh ku.
Tanggul adalah sebuah kcamatan dimana aku dilahirkan dan sempat tinggal disana beberapa tahun menghabiskan masa kecil sebelum sekolah. Di desa ku mayoritas adalah muslim dan keluarga dari ibu ku ini adalah muslim garis keras, entah bagaimana ceritanya ayah dan ibu ku bisa bertemu dan menikah.
Dulu aku sempat memeluk agama muslim sebelum aku masuk sekolah, tapi bapak ku tetap saja kristen yang setia. Usia 5 tahun aku pindah ke jakarta untuk bersekolah, dari saat itu aku pindah agama jadi kristen. Info yang ga penting ya ? ngapain masih dibaca ? hahaha..

Lanjut ke topik, setelah dari Semeru kami sempat singgah dulu ke terminal Arjosari di kota Malang,
untuk mencicipi yang namanya bakso Malang langsung di kota Malang, seporsinya hanya Rp.8000 dan ternyata.. sama aja seperti bakso biasa, ku kira abis makan bakso itu, nasib kita jadi malang, hehee..
Berhubung waktu liburan kami masih panjang, kami menyempatkan diri untuk ke kampung kelahiran ku, yaitu Tanggul. Waktu menunjukkan pukul 18.00Wib.



Setelah mencari bis dan menemukan bis patas yang langsung ke tanggul, kami langsung naik. cukup murah ongkosnya, Rp.65.000/Orang. Perjalanan dari Malang ke Tanggul ditempuh dalam waktu 4-5 jam. Selama perjalanan kami isi waktu dengan tidur berjamaah, karena kondisi sangat mendukung, Ac bis nya super dingin, badan kami lelah dan supir bis menyetel lagu dangdut koplo khas tanah Jawa, yaudah kami semua langsung tepar, sebelum tidur, aku berpesan kepada kondektur bisnya, agar di turunkan di alun-alun Tanggul.
Baru 5 menit rasanya aku menutup mata, aku sudah dibangunkan oleh si kondektur.
"Mas.. Mas,, sudah sampai" tegur si kondektur.
"Ah.. becanda aje lu mas.. masih jauh keles" aku ngeyel.
Sampai akhirnya si kondektur kesal dan meninggalkan kami, tapi untungnya ada ibu-ibu di bangku sebelah yang membangunkan ku hingga aku tersadar dari alam mimpi yang menjerat ku.
Sampailah kami di alun-alun, dan kami sudah di tunggu oleh bapak ku yang terlebih dahulu berangkat dari Jakarta dengan ibu ku dengan mengendarai mobil.
Langsung kami diantar ke rumah Bu lek (Panggilan untuk adik dari ibu) hingga tiba kami di rumah Bu lek dengan perut keroncongan dan pakaian super dekil. (biar keliatan baru dari gunung).
Setelah salaman dan bertutur ramah dengan Bu lek kami pun langsung mandi.
Air disini sangat dingin, si Tara entah mandi atau tidak, aku ga tau, yang jelas setelah keluar dari kamar mandi dia ketawa-ketawa seperti orang gila.
"Wah konslet nih otaknya kena air dingin" Aku berkata dalam hati.
Singkat cerita, keesokan harinya, 
Pak lek (suami dari Bu lek memberi tiket kereta api yang sudah jauh-jauh hari ku pesan)
"Ini tiket kereta apinya.." kata Pak lek,
"Oke.. makasih Pak lek" Ku menjawab sembari menerima tiket kereta api.
3 lembar tiket kereta ke Banyuwangi seharaga Rp.18.000/tiket sudah aman di tangan, tinggal persiapan buat berangkat besok ke Bali.
Wah.. Dari gunung langsung melangkah lagi ke pantai. Ini cara ku menikmati liburan.. Hajar selagi bisa.
Tiba hari keberangkatan ke destinasi selanjutnya, yaitu Banyuwangi, eh si Desi ngambek, mungkin penyakit bulanannya kambuh. yaudah aku mencoba mengajak adik ku yang satu lagi, si Dela.
Setelah kami tiba di stasiun Tanggul, nasib kurang beruntung menghampiri si Dela, dia ga bisa naik ke kereta karena tiketnya bukan tertera nama dia, akhirnya dengan wajah kecewa dia kembali pulang bersama Pak lek, ku ngerasa kasihan juga sih, tapi lain kali lah aku ajak dia jalan-jalan sebagai pengganti kekecewaan dia hari ini.
Tak lama kereta pun berangkat, akhirnya aku hanya berangkat bersama si Tara.
Di kereta api kami banyak melihat pemandangan-pemandangan yang menakjubkan, hamparan sawah hijau yang sangat luas, tebing jurang, sungai dan tampak dari kejauhan anak-anak yang sedang asik mandi di sungai bersama teman-temannya, penuh canda tawa, pemandangan ini tak akan ku dapatkan di kota Jakarta. lalu tampaklah puncak gunug Raung yang saat itu sedang aktif, betapa luar biasa ciptaan Tuhan, begitu kecil keberadaan ku di alam ini.
Tibalah kami di stasiun Banyuwangi, Stasiun ini ga jauh dari pelabuhan tempat penyebrangan menuju pulau Bali menggunakan kapal ferry.
Sampai di pintu masuk pelauhan Banyuwangi, kami langsung beli tiket untuk kapal, harganya Rp.5000/orang dan kali ini aku di traktir oleh Tara, Yaowoh... Baik banget dia.. Aku terharu.
Haahhaa..

Naiklah kami ke kapal ferry, di kapal itu kami banyak menemukan bule yang senasib dengan kami alias backpacker.
Perjalanan kali ini di tempuh selama 2 jam dengan kapal ferry, padahal dekat banget jaraknya, tapi tak apalah, sembari memandangi laut serta ubur-ubur yang berenang lemas tak tahu arah tujuan. Ni hewan kayanya malas banget berenangnya, kaya ga punya tujuan hidup. 
Tanpa sadar aku sudah ngeliatin ubur-ubur berenang selama 1 jam, kayanya aku yang ga punya tujuan hidup, hahaha.. aku dijebak oleh sekawanan ubur-ubur kampret itu dan sepertinya mereka di bawah air sana menertawakanku.
"Liat tu ada cowok yang ga punya tujuan hidup, ngeliatin kita berenang selama berjam-jam, bego banget dia kayanya" kata ubur-ubur.

Akhirnya tiba kami di Gilimanuk, pelabuhan Bali, dari sini perjalanan dilanjut dengan menggunakan bis umum menuju Denpasar.
"Nah, mulai dari sini Google Map lah yang bekerja, hehehe.." kata ku sambil nyengir karena takut nyasar.
"Awas aja lu kalo nyasar bang..!" kata Tara.
Lalu kami lanjut mencari bis, banyak yang menawarkan ojek, dan pasti tarifnya sangat mahal.
Setelah dapat bis, kami pun naik, bisnya ga bagus-bagus amat, kaya bis tua gitu dan bis ini kosong, kondekturnya sangar banget kaya preman, si Tara sampe takut.




"Bener ini bisnya bang ?" tanya si Tara karena khawatir.
"Iya ini, udah lu santai aja" Ku mencoba meyakinkan dia.
Lalu kami jalan, ga kencang, bis jalan perlahan, jalanan terlihat sepi dan tiba-tiba bis berhenti di tengah jalan yang sepi itu.
"Habislah aku... Belum kawin udah mati aja" Dalam hati ku.
Si Tara pun ga bisa menyembunyika rasa ketakutannya, tiba-tiba si kondektur Turun, dan membawa bunga-bunga seperti sesajen di mangkuk anyaman kecil, dan sembahyang di samping bis.
"Wah.. bakal di persembahkan ke dewa nih kami berdua, tamat sudah" dalam hati ku.
Lalu si kondektur naik ke bis dan berdiri di belakang bangku kami, dengan gugup aku memberanikan diri bertanya kepada si kondektur
"Bli.. Tadi itu bunga apa ya ?" Ku bertanya
"Oh.. Itu bunga untuk keselamatan, bli pasti bukan dari bali kan ?" si kodektur bertanya balik
"Iya bli,, kami dari Jakarta, saya kira tadi bli mau bunuh kami, hehehe.." Ketawa seolah becanda, padahal nanya serius tuh tadi.
"Gak bli, orang bali baik-baik, selama para pendatang ga macam-macam, kami pasti baik." kata si kodektur.
Hingga akhirnya aku yakin bahwa si bli ini orang baik, (jangan menilai buku dari si penjualnya). 
Dan perbincangan pun terjalin diantara kami, beliau memberi rekomendasi tempat-tempat wisata yang bagus di Bali.
Sempat juga kami bertukar nomer hp tapi sayangnya nomer si bli kondektur itu hilang ntah kemana.
"Bis ini sepi setiap hari ya bli ?" ku bertanya
"Nanti juga rame kok bli, saat tiba di desa tengah" kata bli.
Tak lama bis ini penuh sesak dengan ibu-ibu dan bapak-bapak dari pasar di desa itu, esmbari membawa sayur, ayam dan bumbu-bumbu dapur, ternyata benar, dari perjalanan awal tadi memang tidak ada desa, ini baru nemu 1 desa, bis langsung penuh, gimana ketemu 15 desa di depan sana ?
apa penuhnya sampe ke atap bis ?
Tuhanlah yang tahu.

Sekitar 3 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di terminal bis Denpasar, dan kami membayar ongkos bis, Rp.15.000/orang.
Yesss.. Tiba juga di Denpasar, mari mulai petualangan ini. Tujuan awal ketika kami tiba di Denpasar adalah INDOMARET. hahhaa.. karena kehausan, jadi kami belanja cemilan dan minuman dulu, setelah itu kami merental motor, berkat searching dari Google.com mencari motor rentalan di bali pun jadi mudah.
Rental motor di bali Rp.70.000/Hari. Kami sewa 3 hari.
Motor sudah dapat, kami pun langsung mencari penginapan di kawasan Kuta, tepatnya di gang Poppies Lane, disini tempatnya para backpaker, banyak penginapan murah, dan salah satu yang kami temukan di pencarian Google adalah Penginapan Arthawan, cukup murah, Rp.70.000/hari + Sarapan.
murah banget kan..



Karena hari menjelang malam, kami pun mencari makan, setelah itu kami istirahat untuk petualangan besok.

Lanjut ke part 2 ya , sudah capek ngetik hehehe..


2 comments:

Back to Top