Pendakian Semeru 3

Posted by Labels: at
Penyakit adikku kambuh, dia mulai mengeluarkan gerak-gerik yang aneh, dia langsung mengeluarkan hp nya dan minta foto-foto di gapura selamat datang.
Gini kalo ngajak anak alay naik gunung. Sorry buat para senior yang sering naik gunung, aku ijin bawa 2 anak alay :D hehehe..



Setelah mereka puas berfoto, kami mulai langkah pertama, melewati perkebunan masyarakat, begitu indah di pandang mata, berbagai jenis sayur-sayuran tumbuh subur disini mulai dari kol, kentang, wortel dll..
sedang asik berjalan sambil menatap perkebunan, ku melihat kearah belakang dan benar saja, langkah mereka melambat, padahal belum ketemu tanjakan.
Berjalan sekitar 20 meter, mereka melotot melihat tanjakan di depan mata mereka yang tak terlihat ujungnya, di situ aku hanya nyengir sambil berkata dalam hati "Welcome to the jungle beibeh"
Sebagai rekan sekaligus seorang abang yang baik, aku tentunya menyemangati mereka di langkah awal mereka ini.

"Makanya, kalo di suruh olahraga jangan males-malesan lo semua.. hahahha"

aku terus berjalan sambil tertawa seperti setan.
Tenang aja, aku ga sejahat itu kok, ku masih nunggu mereka di ujung tanjakan sambil minum pocari sweat. hahaha..
Tak lama mereka sampai juga dan ketika mereka sampai mereka langsung tepar di ronde pertama.

"Santai aja dulu, tak akan lari Semeru dikejar" kata ku dengan tenang.

mereka berdua menatap ku dengan tatapan setajam mata elang, saat itu aku merasa nyawa ku terancam. bagaimana tidak, pocari sweatnya sudah habis ku minum, dan mereka ga kebagian.
Setelah mereka agak segar kembali, kami lanjutkan perjalanan, 1,5 Km terlewati dengan medan yang cukup rumitdan sampailah kami di Pos pertama, di situ banyak juga pendaki yang istirahat, ada yang baru mau berangkat dan ada pula yang sudah mau pulang.
Disinilah kehangatan sesama pendaki bisa kami rasakan, saling tegur sapa, tertawa bareng, cerita-cerita sampai bertukar cemilan. Seolah sudah kenal sejak lama, cerita satu orang dengan yang lain nyambung gitu aja tanpa memandang latar belakang dari tiap-tiap individu.
Hal ini yang bikin aku ketagihan untuk naik gunung, selain pemandangan yang indah, ketenangan yang di dapatkan tapi juga bisa menambah sahabat baru.
Rasanya kalo di gunung itu semua terasa sama, sama-sama beratap langit dan beralaskan bumi.
Setelah cerita sekitar 30 menit, kami pamit kepada pendaki lain untuk melanjutkan perjalanan.
Penyakit kaum cowo mulai menjangkit kepada para pendaki yang ku temui tadi, mereka menggoda para alay yang ku bawa ini.
Lanjut perjalanan, kami bertemu dengan beberapa oorang yang mengarah pulang, kami pun menyapa mereka sembari bertanya

"Berapa jauh lagi ke Ranukumbolo mas ?" aku bertanya

"Deket lagi kok mas, ga jauh" Si mas itu menjawab.

Aku tahu bahwa Ranukumbolo itu masih jauh, namun aku mencoba untuk menghibur para alayers ini, dan jawaban dari si mas itu adalah jawaban penyemangat yang umum digunakan oleh para pendaki senior untuk menyemangati para pendaki pemula seperti mereka ini.
Mendengar jawaban si mas itu, adik ku dan si Tara langsung semangat melangkah karna sudah tidak sabar.
Lagi-laggi aku hanya berjalan santai di belakang mereka sembari nyengir, dalam hati ku berkata

"paling 500 meter lagi mereka istirahat karena kelelahan"

Dan benar, mereka menyerah untuk melangkah.



"Bang, kita masih jauh lagi gak sih ?" mereka mulai kepo.
"Seorang penjelajah itu lebih menikmati perjalanan dari pada langsung tiba di tujuan" aku sok bijak.

Dengan langkah yang lemas dan kepala yang tertunduk mereka melanjutkan langkah.
1 jam berlalu, dan masih berjalan sambil mendengar ocehan mereka, jujur bukan lelah karena perjalanan, tapi karena mendengar keluhan mereka, ini seperti perjalanan untuk menguji kesabaran ku.
seketika langkah ku terhenti, mungkin ini saatnya.,
Ya benar, mereka juga menghentikan langkah mereka..
Yang terjadi selanjutnya adalah..
Mereka berteriak dan mata mereka melotot

"WAAAAAA...!!!!" Teriak Tara
Seperti hp yang baru di charge, di lari dengan penuh semangat.
Dan dia mengeluarkan kamera, "Oh my God.. jangan lagi"
Penyakit mereka kambuh melihat danau Ranukumbolo yang indah berwarna biru kehijua-hijauan dari atas bukit.

"Bagus banget bang.." kata mereka, aku pun tersenyum karena bisa bikin mereka bahagia.
"Fotoin kami bang.." Beeeuuhh... ini dia bagian yang aku benci.
Setelah foto-foto kami lanjut perjalanan untuk menuju camp ground yang terletak tepat di tepian danau Ranukumbolo.
Tiba di camp ground, aku langsung mendirikan tenda untuk kami bermalam, jalan dari Ranupani menuju Ranukumbolo memakanwaktu 3 jam buat kami. dan kini sudah jam 02.30 meskipun siang, tapi udara disini cukup menusuk tulang.
Setelah tenda berdiri, mereka berdua hilang tanpa ada kabar, aku panik mencari mereka berdua.
Ya Tuhan.. Kemana kedua alay ini ???
apa jangan-jangan diculik oleh pendaki hidung belang ?
wah.. aku makin panik dan aku terus mencari mereka hingga ke...

Bersambung.
Post a Comment

Back to Top