Antara Mimpi dan Kenyataan

Posted by Labels: at
 Pagi itu, seperti biasa ku terbangun dari tidur lantas termenung, mencoba diam sejenank dan mencoba mengingat kembali mimpi yang baru saja ku alami, ya mimpi ku malam ini sedikit berbeda dari mimpi pada malam-malam sebelumnya, ku memimpikan seorang bidadari cantik yang turun dengan anggun sayap putihnya, cahaya putih menyinari sekeliling tubuhnya yang halus tak bercacat cela, ku hanya termenung terbius pesona kecantikannya, ketika tapak kaki mungilnya menyentuh tanah, ia memanggil namaku dan meminta ku untuk mengambilkan sebuah pisau.

"John.. bisakah kau ambilkan sebuah pisau untukku ?"
Suara lembut itu seakan nyata di telingaku, ku berjalan kedapur dan segera ku turuti permintaannya itu, setelah ku kembali padanya sambil membawa pisau itu, lalu ia meminta tolong lagi kepada ku, mulutku saat itu masih membisu karena pesonanya yang terlalu.
"John, bisakah kau potong kedua sayapku ini ?"
tanpa menjawab sepatah katapun ku melangkah mundur perlahan sambil menggelengkan kepala, pisau yang ku pegang sontak ku jatuhkan ketanah.
 ku mundur perlahan, lalu ku berlari menjauhinya, entah kenapa, akupun tidak tau, saat ku berlari, ku terjerembap jatuh kedalam lubang, dan karena kaget, ku terbangun dari mimpi.
"Ah cuma mimpi ternyata, sial, mana ada bidadari di dunia nyata.."
sambil tertawa kecil ku beranjak dari ranjang ku dan pergi untuk mandi serta berangkat kerja.
Dikantor aku hanyalah seorang karyawan biasa, seperti layaknya karyawan pada umumnya, jam 8 pagi ku harus sudah tiba di kantor, setelah bersiap langsung saja ku tancap gas dari rumah dengan mengendarai sebuah motor tua warisan dari bapak ku, supra tahun 1995.

 Setibanya dikantor, kegiatan berjalan seperti biasa, hingga tiba jam 9 pagi, kantor tiba-tiba riuh akan suara para karyawan lelaki yang gaduh, ku penasaran, kenapa mereka tiba-tiba ribut seperti itu ?
ternyata, ada seorang karyawan baru yang datang bersama ayahnya, bukan karyawan tetap tepatnya, hanya sementara untuk mengisi kekosongan kuliahnya, dia adalah anak seorang kepala bagian di kantor ku, wajahnya cantik atau mungkin lebih kearah manis.
"Oh... itu yang bikin karyawan disini pada histeris seperti melihat seorang artis.. liat yang bening-bening begitu langsung seperti anjing melihat tulang.. dasar..."
begitu ucapku dalam hati.

 Lalu ku melanjutkan pekerjaan ku seperti biasa, ku tidak begitu tertarik dengan kecantikannya, walau ku akui dia memang cantik, berhidung mancung, rambut lurus sepinggang, senyum manis dan matanya yang indah mampu menghipnotis para karyawan lain di kantor ini, namun tidak dengan ku, tanpa mengenalkan diri, dia langsung bekerja seperti biasa, mungkin karena dia anak seorang kepala bagian dikantor ini, jadi dia tidak perduli dengan hal itu, antara angkuh dan sombong, itu anggapan ku.
Jam 12 siang, saatnya makan, seperti biasanya, ku malas untuk beranjak dari kursi kerja, bagiku, makan siang itu adalah pemborosan, toh nanti sore sesampai dirumah masih bisa makan.
Tanpa sengaja ku mengarahkan pandangan ku ke si anak baru itu, banyak yang mengajak dia untuk keluar makan siang, dan dia mau.
"Hmmm.. sudah ku duga, dia gampang diajak orang untuk keluar"
Begitu ucapku dalam hati.

 Jam 5 sore, saatnya pulang kerja, ku bereskan perlengkapan kerja ku, namun ku tidak bergegas turun, karena sudah menjadi kebiasaan ku untuk pulang paling akhir, ku selalu malas jika harus bertemu orang-orang di lantai bawah dan menyapa dengan wajah yang sok akrab.
Ketika kantor sudah sepi, ku beranjak turun, biasanya hanya tinggal OB (Office Boy) yang tersisa di lantai bawah untuk menunggu ku dan ia mengunci pintu, namun ku kaget ketika ku lihat masih ada dia dilantai bawah, ya, si anak baru itu belum pulang, ku kesampingkan sikap cuek ku, ku sapa dia dengan wajah yg agak dingin.
"Belum pulang ?" sapa ku.
"Belum, lagi nunggu papa, mau pulang bareng papa" katanya.
"Ok.. aku duluan ya"
Terasa aneh bagiku menyapa seorang yang tidak begitu ku kenal, apalagi dia seorang wanita.
Dengan dinginnya sikapku, ku tinggalkan dia bersama OB.

  Setiba dirumah, seperti biasa, ku bersihkan diri, setelahnya sedikit berbincang dengan mama dan bapak, lalu ku mengisi perut dengan nasi dan lauk seadanya kemudian beranjak tidur dan bersiap untuk berpetualang dalam mimpi-mimpi ku yang absurd, karena hanya didalam mimpi aku bisa menjadi apa yang ku mau, dan berkhayal tanpa batas, tidak seperti didunia nyata yang penuh kepura-puraan dan rutinitas yang membosankan.
Setelah ku berdiskusi dengan sang pencipta, atau dialog satu arah lebih tepatnya, ku pejamkan mata dan berharap dalam mimpi ku menjadi seorang penguasa, dimana tidak ada yang mampu membantah ku, meskipun ku tau, tak semua yang ku inginkan bisa terjadi dalam mimpi, tapi paling tidak 50% yang ku inginkan bisa ku dapatkan.

 Ku masuk ke alam mimpi, baru saja masuk ke alam mimpi, ku lihat rona jingga di langit senja memberi warna emas pada setiap daun yang terkena cahayanya, guratan-guratan unggu menghiasi setiap sisi dari dari langit kala itu, begitu indah ku lihat, sehingga tiada bosan ku menatapnya. ku mengingkan seekor kuda untuk ku berkelana di alam mimpi ku, seketika seekor kuda pun muncul dihadapan, tanpa berfikir panjang dari mana asal kuda ini dan siapa pemiliknya, ku langsung menungganginya, ku pacu lari sang kuda hingga ku tiba didepan suatu air terjun yang tertutup dan terpagari lebatnya hutan, begitu indah dan tinggi air terjun ini, sehingga sumbernya tidak terlihat karena tertutup awan diatas sana, ku turun dari kuda yang ku tunggangi, dan ku lepaskan pakaian dan langsung melompat kedalam kolam yang berada tepat dibawah air terjun itu, begitu segar dan bening airnya, terlihat samar-samar ikan kecil yang saling berkejaran dibawah sana, gemericik air menambah perasaan nyaman untuk berlama-lama berendam dikolam ini.

 Sedang asik berendam dan bersantai di tepian kolam, tiba-tiba angin kencang laksana badai datang menerpa, langit yang tadinya cerah biru muda mendadak berubah jadi kelabu, pepohonan pun ikut berkecamuk dan mematahkan dahan-dahannya karena merasakan ketakutan. Aku yang turut merasakan takutpun lekas beranjak dari kolam itu tanpa memakai pakaian dan berlari untuk bersembunyi dibalik bebatuan besar yang ada di sekitar air terjun itu, tak lama, angin berhenti dan awan kelabu yang melingkupi sekitaran air terjun itupun terbelah dan terpancar cahaya lurus dari langit yang cukup menyilaukan, turunlah seorang bidadari yang dulu pernah ku temui dalam mimpi sebelumnya, dengan segera ku pakai celana ku dan memperhatikannya dari kajauhan, dari langit ia turun dan mencelupkan kakinya kedalam kolam perlahan hingga tubuh dan sayapnya pun masuk ke kolam tersebut, suasana pun menjadi tenang seperti sedia kala, tak ada lagi angin dan awan gelap disekitar kolam. ternyata ini tempatnya mandi, ada yang sedikit janggal, mengapa diwajahnya tidak terpancar senyuman ? ingin ku menyapanya namun ia sepertinya sedang dirundung kesedihan, ku ingin pergi perlahan dari belakang batu besar itu dan meninggalkan lokasi kolam itu, namun sial, saat langkah kaki ku perlahan menjejak tanah, ku menginjak sebatang ranting dan itu menyebabkan suara "KRAAAK..!!" Keringat pun mengucur dari dahi ku.
"SIAPA ITU.?" teriaknya, aku tidak mau menjawab, karena ku takut dengan kesaktiannya, mungkin dengan sekali jentikkan jari, aku lenyap dari mimpi ini, namun karena sang bidadari penasaran, ia mengepakkan sayap putihnya yang lebar itu dan melayang tinggi hanya dengan sekali kepakkan menembus awan. ku merasa tenang, karena ia telah pergi, ku lanjutkan langkahku menjauhi kolam tersebut sembari kepalaku menoleh kebelakang mengawasi si bidadari itu. "Aman... hufh.." ujarku dalam hati sembari melanjutkan langkah kaki ku, namun 5 langkah ku berjalan ke depan "Dukk.." tubuhku menabrak sesuatu, dan benar saja, si bidadari itu telah ada di hadapanku berdiri dengan sayapnya yang lebar dan dengan wajah yang kesal, karena mungkin ia mengira aku telah mengintipnya mandi.
"AAA...AAKUU BISA JELASKAN.." sambil ku menunduk ketakutan.
"Kenapa kau kabur ? kenapa kau tidak mau menemani ku ?" ujarnya.
Meskipun ini didalam mimpi, namun aku masih ingat pesan sepupu ku dulu, katanya
"jika kita diajak seseorang didalam mimpi, jangan mau, karena kita bisa dibawa ke alamnya dan kita mati"
oleh karena itu aku menolak untuk ikut bersamanya, ku menundukkan wajah, masih tidak mau bertatap muka dengannya, jangankan bertatap muka, melihat cahaya disekitaran tubuhnya saja aku sudah kesilauan, namun tangannya yang lembut memegang dagu ku dan perlahan mengankat wajah ku untuk melihat wajahnya. Kali ini aku benar-benar terbelalak menatapnya, beda dari mimpi sebelumnya, wajahnya kini berbeda, itu wajah yang ku kenali, ya.. wajah yang ku kenali.
"Kamu... ??? ternyata kamu.. bidadari..???" tanya ku.
"Iya.. kamu baru tau ? mungkin hanya kamu yang tau, jangan bilang kepada siapapun termasuk orang tua ku ya" katanya.
Dia ternyata adalah si anak baru di kantor ku, ya di dunia nyata, dia si anak dari atasan ku.
Percakapan ringan pun terjadi diatara kami, hingga akhirnya aku bertanya kepadanya
"Kenapa tadi kamu terlihat sedih di air terjun itu ?"
"Aku ga mau jadi bidadari, semua pria menjauhiku, ya, seperti kamu menjauhi ku." begitu jawabnya lirih.
"oh jadi gitu, kalo gitu, kita bisa berteman, itupun jika kamu mau" ajak ku, namun ku langsung melanjutkan kata-kataku
"Tapi bukannya kamu cantik ? dan di kantor banyak yang suka sama kamu, apa lagi di luar kantor."
Ia meneteskan air mata dan tertunduk sedih.
"Kamu ga akan ngerti.." ujarnya.
tiba-tiba "Bang... Bang.."
ku terbangun, itu suara adikku, si Natan namanya. kebiasaan dia setiap pagi adalah membangunkanku jika aku telat bangun.
"Ahhh... ngerusak mimpi aja kau..!" ujarku sembari mengucek mata, dan Natan hanya tertawa kecil.

  Seperti biasa, aku mandi dan berangkat ke kantor dengan motor tua ku, tanpa sarapan tentunya.
Setibanya di kantor, ku parkirkan motor dan bergegas absen lalu naik ke lantai 4 menuju meja kerjaku, disana sudah ada si Tiur (nama si anak kepala bagian itu)
"Cepat sekali dia datang, ah paling di awal dia kerja doang, lama-lama telat juga" ujar ku dalam hati.
Dia sedang membagi-bagikan cemilan berupa wafer kepada beberapa staff di kantor.
"Nyogok biar dapet perhatian.. dasar anak baru" lagi-lagi ku sinis kepadanya, entah kenapa ku sepertinya ga suka padanya. apa karena.. aku cemburu ? ah tidak mungkin, kenal saja baru sekedar nama, cemburu darimana ? hehhee.. Ku lanjut pekerjaan ku yang ada di laptop, sedang asik mengerjakan tugas, tiba-tiba wajahnya muncul dari balik layar laptop ku, ya, wajah si Tiur. Jujur saja, matanya indah dan senyumnya teramat manis dihadapan ku, hidungnya yang mancung itupun seolah menambah kesan bahwa dia adalah wanita kelas atas, yang tidak akan mungkin bisa akrab dengan ku yang hanya staff rendahan ini. Tangan ku seketika kaku, tidak bisa bekerja lagi saat ku tatap wajahnya, dengan senyum yang super manis itu, dia menawarkan wafer kepadaku
"Mau wafer ga ? ini.."
Hati ku memberontak "Jangan John.. jangan jadi cowok lemah.. dia berusaha menyogok mu.." ujar hatiku.
Tapi lain cerita dengan tangan ku, dengan gampangnya menerima pemberian itu dari tangannya, dan bibir ku tersenyum ikhlas saat bersentuhan dengan lembut jemarinya.
"Astaga, kau lemah John.." lagi, ujar hati kepada ku. Namun aku masih terpaku, diam dan kaku, ya dialah yang tadi malam hadir di mimpiku, tidak salah lagi. Dalam hitungan detik, aku langsung merasa akrab dengannya, seolah kami sudah berbincang cukup lama, walau sebenarnya hanya lewat mimpi.

 Jam demi jam berlalu, seperti biasa jam 12 siang, banyak yang mengajaknya makan di luar, aku seperti biasa dan tetap melanjutkan pekerjaan, namun hal itu terjadi lagi, wajahnya kembali muncul dari balik layar laptop ku.
"Makan bareng yuk, mau ga ?" ucapnya.
Kembali hatiku memberontak, "jangan lemah John.. Kamu bisa lewati ujian ini.. ayo jadi lelaki kuat, tolak ajakannya..!!" dan bibirku dengan tegas bekata "Ayok.." ahhh... lemah sekali aku ini, ujarku dalam hati. lalu dengan mobil yang dibawanya, aku dan beberapa staff  yang lain berangkat ke salah satu tempat makan, ku merasa tidak pantas berada di mobilnya saat itu, bagaimana bisa pria miskin dan jelek seperti aku ini satu mobil dengan dia yang serupa bidadari mimpi ?
Setibanya di tempat makan, disana ia dikelilingi para staff pria yang sibuk menggobali dengan seribu rayuan maut yang dicomot dari google. "Halah, rayuan basi" ucapku lagi dalam hati, dan ku memilih diam dan fokus ke makanan ku. Setelah makan, kami kembali ke kantor dan bekerja seperti biasa hingga jam pulang kantor tiba. Disaat semua staff sudah pulang, aku masih fokus kerja, dan disaat kantor sudah sepi, ku baru mulai membereskan perlengkapan kerja, Lagi-lagi ku bertemu dengannya di lantai bawah, ku merasa tidak enak jika melewatinya namun tidak menyapanya. Kembali kemampuan akting ku terpakai, ku sapa dia "Belum pulang ? nunggu papa lagi ya ?"
"Kok tau ? daripada sendirian pulang, mending sama papa barengan." Jawabnya sembari melempar senyum tipis kearah ku. Sontak yang tadinya hanya akting, kini berubah jadi serius, ku merasa ada sesuatu yang beda kali ini, ku ga tau itu apa, namun, terasa hangat dan nyaman.
Dijalan pulang, ku tidak bisa fokus ke jalanan, beberapa kali ku hampir kecelakaan, karena ku bertanya-tanya dalam hati, "apa aku suka sama dia ? tapi gak mungkin, aku gak pantas untuknya.. hanya mimpi, lupakan.." dan perasaan itu masih ada hingga aku tiba di rumah, ku mencoba mengalihkan perhatian ku dan perasaan ku dengan aktivitas lain seperti baca buku dan olahraga kecil-kecilan, namun rasa itu tidak pergi juga. Karena penasaran, ku buka instagramnya, ternyata di private. Hahaha.. itu menegaskan bahwa memang ga cocok aku dengannya. Yaudah ku lempar hp ku keatas bantal, lalu aku lanjut nonton tv bersama mama, tak lama ku menonton tv hp ku berbunyi, 1 notifikasi masuk melalui instagram, ternyata dari seorang teman kos ku yang dulu, sedang menyebarkan video hoax, hehehe.. ku kembali nonton tv dan lagi-lagi hp bunyi, 1 notifikasi instagram baru lagi " Ah paling video hoax lagi" ucapku, tapi aku penasaran untuk membuka dan melihatnya, ternyata mata ku terbelalak melihatnya, si Tiur meminta untuk memfollow akun ku melalui instagram, sontak aku girang, ga tau kenapa aku senang, aku pun heran. Terjadilah percakapan ringan diantara kami, ternyata si Tiur tidak sombong, tapi... Entah kenapa aku bisa benci sama dia dulu ? akupun ga tau.
Dari saling bertanya hal-hal yang ga penting sama sekali hingga bertukar kontak WA, dan.. Dia memberi kontaknya. Kami saling berbalas pesan melalui WA, seolah dunia milik berdua, ku sangat bersemangat hingga lupa waktu, jam sudah menunjukkan pukul 23.00 Wib, saatnya aku untuk istirahat, dan inilah saat yang ku nantikan, bertemu dengannya di dalam mimpi, berbincang tanpa canggung, tanpa ada yang mengganggu.
Mata tertutup dan aku masuk ke alam mimpi, ku cari dia dan memanggil namanya dialam mimpi, namun ia tidak ada, hingga aku terbangun dipagi hari, ia tidak ku temui. Sejenak otak dodol ku berfikir, apa dia benar dari mimpi ? apa benar dia seorang bidadari ? sehingga saat aku sudah dekat dengannya di dunia nyata, di alam mimpi ia tak lagi ada ? namun tanya tinggal tanya tanpa ada jawaban.

  Waktu demi waktupun berlalu, sang bidadari tak lagi muncul di mimpiku, aku dan Tiur pun semakin akrab di dunia nyata, mulai dari lebih sering makan bareng bahkan nonton bioskop bareng, mungkin banyak yang iri pada ku, karena aku dekat dengannya, namun aku tak perduli, bahkan perasaan minder ku yang dulu pun tak lagi ku hiraukan. Tiur benar-benar berbeda dari yang ku kira selama ini, kini dia pun sering menunggu ku dilantai bawah hanya untuk menunggu ku turun dari lantai 4, kami semakin sering berbagi kisah masa lalu di WA, hingga tiba saat aku mengetahui bahwa dia pernah tersakiti oleh pacarnya yang sekarang jadi mantannya, dia memiliki pengalaman yang sama dengan ku, hingga aku harus menyandang predikat jomblo selama 9 Tahun sejak lulus SMA. Kisah masa lalunya membuat ku semakin simpatik kepadanya, hingga timbul perasaan ingin membahagiakannya, merubah status dari sekedar bersahabat menjadi seorang pacar, mungkin ini saat yang tepat bagiku mengakhiri status single ku selama 9 Tahun bersama dengan dia.
Dewi fortuna mungkin berpihak padaku, karena 2 minggu lagi adalah hari Valentine, aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk menyatakan perasaan, dalam otak ku yang sembrono ini merencanakan suatu aksi untuk mengungkapkan perasaan yang beda dari orang kebanyakan, ku ingin membuat poster besar bertuliskan I LOVE YOU TIUR dan di kibarkan melalui helikopter, tapi aku ini hanya orang miskin, hehehe ga mungkin ide itu terlaksana, lalu otak ku yg kecil ini kembali memberi saran untuk bikin tarian yang melibatkan 100 orang berpakaian adat batak sambil menari tor-tor membentuk simbol love, tapi.. itu norak banget. hahaha, hingga akhirnya ku memilih cara simple yang persentase keberhasilannya adalah 5%, yaitu dengan bunga dan cokelat, lalu ku berlutut di hadapanya sambil memberi bunga di hadapan orang-orang, ide yang bagus, tapi.. nyali ku ciut ketika 1 hari sebelum valentine tiba, so.. planning itu ku batalkan, jadinya hanya bunga dan cokelat yang ku letakkan di dalam laci meja kerjanya, dan aku pasrah, di terima syukur, kalo enggak ya aku resign dari kantor, karna malu. hahaha..

Tapi.. Keberuntungan ada di pihak ku, bagaimana mungkin seorang Bidadari mimpi bisa menerima cara ku mengungkapkan perasaan dengan teknik se-pecundang itu ? hanya Tuhan yang tau. Dan hingga kini pun hubungan ini masih berlanjut, ya walaupun kini dia sudah berada dikota lain karena alasan kuliah, tapi kami tetap saling percaya, bahwa cinta yang saling dijaga tidak akan membawa kecewa.
Namun dibalik itu, si Bidadari mimpi ku tak pernah lagi muncul dalam mimpi ku, entah ia cemburu kepada ku atau... dia sudah menjelma sebagai Tiur di dunia nyata. Entahlah.




-Jalanan Senja, Cibubur 24 Agustus 2019

2 comments:

  1. So sweet bangettttttt woyyyy.... harusnya kalo ngga ada helikopter ya diganti drone aja. wkwkw.. semoga langgeng yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.. apa kabar white coffee ? lama tak berjumpa. jika ada waktu, mungkin kita bisa bertemu, karena si Tiur selalu mnegajak ku untuk liburan ke bandung. tapi belum ada waktu yang tepat.

      Delete

Back to Top