NYASAR KE BALI 2

Posted by Labels: at
  Pagi pertama di Bali, setelah sarapan dan bersiap-siap kami pun berencana menuju destinai pertama, yaitu Tanah Lot. Dengan menggunakan motor matic hasil rentalan kamipun tancap gas, berbekal aplikasi Google map, kami beranikan diri menuju tujuan yang sama sekali belum pernah kami kunjungi.
 
  Perjalanan sengaja kami mulai dari tepian pantai Kuta, yups, seperti yang ku lihat di televisi, disini banyak bule. hehehe..
Sebagai sang pilot, aku sangat bergantung kepada Tara sebagai sang navigator, jalan perkotaan kami lalui dengan lancar, walaupun di setiap persimpangan agak macet, maklum, namanya juga hari libur.
5 Km kami berjalan, kami makin masuk ke desa-desa, pemandangannya cukup bagus, kami disuguhi persawahan hijau yang luas dan seolah tersusun sangat rapi, jalanan di Bali sangat mulus, beda banget dengan jalanan di kota Jakarta, disni bersih dan enak dipandang mata, tak  salah jika Bali jadi tujuan utama para bule untuk liburan.
  Semakin lama berjalan, sudah hampir 1 jam namun belum sampai-sampai juga.
Aku mulai meragukan sang navigator ini

"Bener gak jalannya lewat sini ?" Ku bertanya pada Tara
"Bener kok bang, liat aja nih mapnya" Sembari dia mendorongkan hp nya kearah wajahku
"Eh..!!! Buset lu.. Gue lagi bawa motor nih..!" aku dengan nada keras menegur dia
"Hahahaha sorry bang gue lupa.." dengan polosnya dia berkata seperti itu.

  Tak lama setelah perdebatan ga jelas tadi, terlihatlah petunjuk arah jalan menunjukkan arah Tanah Lot. Akhirnya aku bisa merasa tenang, tak banyak kendaraan menuju tempat ini, sehingga kamipun bisa berkendara santai tanpa macet.
  Sesampainya di Tanah Lot kami dikenakan biaya masuk perorang sekitar Rp.5000. Tidak terlalu mahal lah, namun parkirpun kami dikenakan biaya, sekitar Rp.3000 permotor. Jadi total Rp.8000.
Sesampainya didalam, akmi berjalan menyusuri toko-toko kecil penjual souvenir yang senantiasa menawari kami untuk mampir dan melihat-lihat terlebih dahulu.
  Demi menghemat uang, kami putuskan untuk membeli barang-barang yang perlu saja, kami lanjutkan perjalanan menuju tepi pantai, tiba-tiba Tara menghilang, ku mlihat kearah belakang, ternyata dia sedang bercengkrama dengan seorang gadis kecil yang cantik penjual klip rambut berbentuk bunga, ku melangkah untuk mendekat, ternyata benar-benar cantik gadis kecil ini, matanya sangat indah, dengan pakaian khas bali kebaya dan rok menyerupai sarung dengan selipan bunga di telinganya, dengan keranjang kecil berisi klip rambut bunga, ia berjalan kesana kemari,
si Tara membeli 3 buah hair clip itu seharga Rp.5000.
 Namun sayangnya foto adik itu sudah lama hilang di laptopku, jadi tak dapat ku tampilkan.
  Melihat paras adik yang cantik itu, kami melupakan komitmen kami untuk hanya membeli barang-barang yang kami perlukan saja. wah sepertinya adik itu bisa ilmu hipnotis.. hehehe..

  Setelah kami tiba di tepian pantai, kami melihat sebongkah karang besar yang begitu gagah melawan hantaman ombak, dengan sebuah kuil diatasnya.
Aku dan Tara hanya sempat mengambil video dan foto2, tak lama kamipun beranjak dari tepian pantai itu, kebetulan sedang ada ibadah kaum hindu di kuil dekat pantai itu, suara lonceng kecil yang menderu merdu sangat indah didengar telinga, aroma dupa yang perlahan makin kuat terhirup oleh hidung kami, membuat Tara tidak nyaman dan memutuskan untuk pergi dan menuju ke destinasi lain.
Sebelum meaju kami menyempatkan diri membeli souvenir dari Tanah Lot, si Tara fokus ke accesories, maklum cewek, dan aku sibuk melihat-lihat gitar ukulele untuk ku hadiahkan kepada adik ku yang paling kecil, harga gitarnya Rp.200.000, buset mahalnay, dan aku ga jadi beli.
"Lu beli apa bang ?" kata Tara.
"Gak jadi, tadi mau beli gitar buat Nathan, adik ku, mahal banget gitarnya" kataku denga wajah lemas.
"Ya ditawarlah bang, sini biar gue yg nawar" kata Tara, aku lupa kalo cewek itu jago nawar.
"Berapa harga gitar ini bu ?" kata Tara.
"200 ribu dek" kata pedagan
"100 ribu ya, kalo bisa kami ambil, aklo gak ya ga jadi" kata Tara, buseet nawarnya sadis.. hahaha..
"Ayok pergi bang, nanti pasti dipanggil lagi" kata Tara berbisik kepadaku.
Setelah beberapa langkah pergi, benar saja, si ibu pedagang memanggil kami.
"Dek, ini ambil deh, atpi tambah 10 ribu aya biar ada untungnya, jadi Rp.110.000" kata si ibu.
"Tuh kan,, Bener bang.." kata si Tara dengan sombongnya. Ku akui, si cewek ini jago banget nawar.. hehehe..

  Setelah puas foto-foto dan beli souvenir kami lanjut perjalanan menuju destinasi yang lumayan jauh dari Tanah Lot, yaitu GWK,
GWK atau Garuda Wisnu Kencana itu semacam tempat pameran kesenian seperti tari-tari khas Bali, Perjalanan teatrikal dan drama Bali. Katanya disana akan dibangun patung dewa Wisnu yang menunggangi garuda, tapi ku ga tau garuda kelas ekonomi atau bisnis. hehehe..
 Kami start jalan dari Tanah Lot sekitar pukul 11.00 WITA, asek, udah pake WITA hehehe berarti udah jauh.
 Ditengah perjalanan menuju GWK, perutku bunyi, alias kelaparan, maklum saja, porsi sarapan di losmen tidak terlalu banyak, jadi kami memutuskan untuk mencari tempat makan di pinggiran jalan.
Kami menemukan warung yang sederhana di tepian sawah dengan pemandangan yang lumayan bagus, kami makan makanan khas Bali disana, bukan ayam dan bukan sapi, karena menurut cerita yang saya dengar, orang Bali tidak makan sapi, karena menurut kepercayaan mereka sapi itu suci.
Kembali ke topik, setelah puas makan dan hanya mengeluarkan uang Rp.45.000 untuk 2 porsi, kamipun melanjutkan perjalanan, dibimbing oleh Google Map, kami lanjutkan perjalanan yang tertunda ini akibat perut yang kelaparan.
 Ku ga ingat berapa jarak yang kami Tempuh, yang jelas dari Tanah Lot menuju GWK memakan waktu 2 Jam perjalanan melewati kota dan airport Denpasar.
 Terik matahari yang menyengat semakin menghitamkan kulitku yang tadinya memang sudah cokelat (Dark cokelat lebih tepatnya) di tambah jalanan menanjak yang semakin menguras bensin motor kami.
Tak lama terlihat bebearapa monumen yang menyambut kami, kami langsung masuk dan penasaran apa aja yang ada di dalam sana.
Setelah parkir motor, kami menuju loket, kami dikenakan biaya sekitar Rp.20.000/orang jika tidak salah, jam menunjukkan pukul 12.30, suasana cukup gersang dan panas disini.
Langsung saja kami masuk dan mencari pohon yang rindang untuk berteduh. Tak lama setelah kami berteduh, terdengar pengumuman melalui pengeras suara, bahwa tari pendet akan segera dimulai, kami tak berniat menonton, karena kami takut itu akan bayar (Ya, kami petualang kere)
Karena si Tara penasaran, akhirnya ia mencoba mencari tau dan mengintip-ngintip melalui celah-celah dinding, dengan semangat ia berkata

"Bang dari sana bisa masuk, tu banyak orang yang masuk dan langsung duduk" kata Tara
"Yaudah kita coba, kalo diminta bayaran, bilang aja kita sedang tersesat dan ga berniat nonton" kata ku dengan nada becanda.

Lalu kamipun masuk dan duduk disana, beneran gretong.. hahaha..
Tarian demi tarian kami saksikan hingga kami jenuh dan memutuskan untuk pergi, bagaimana tidak, 2 jam kami duduk dengan tarian yang terus menerus berganti, sudah 4 tarian yang kami saksikan, hingga aku jenuh namun, tapi aku memaksa Tara untuk foto bersama orang dengan kostum hanoman sebelum pergi.

"Sana foto dulu sama hanoman itu, siapa tau jodoh lu sama dia" dengan wajah yg serius.
"Ah abang jahat banget,,!" Tapi dia mau foto dengan hanoman itu hehehe..

Setelah itu kami lanjut ke toko kesenian dan souvenir dekat pintu keluar, lumayan untuk ngaden, karena selain bisa lihat-lihat hasil karya seni khas Bali, kami pun bisa ngadem di ruangan ber-AC ini. hehehe.. #GakModal
Setelah dari situ kami lanjut ke patung GWK yang belum jadi, ada patung Wisnu yang terisah dari sang garuda.
disana cuaca cukup panas, setelah Tara dan aku puas berfoto kami beristirahat sembari minum es cendol di kawasan patung GWK, yang jualan bukan orang bali, melainkan orang jawa, yang antri untuk bli es cendolnya banyak banget, buset.. Sudah puas lihat tarian dan foto-foto saatnya untuk pulang.
 Ketika mau pulang, si Tara meminta aku untuk menunggu sebentar, karena dia mau ngecharge hp nya. yaudah kau menunggu dia sembari dudu santai di depan toko souvenir yang kebetulan ada colokan listrik di depannya.
 Tak disangka dan tak diduga, ada seorang yang pria yg keluar dari dalam toko souvenir dibelakang kami dan menatap si Tara dengan begitu dalam
"Wah dapet jodoh ni bocah di bali, dari wajahnya kayanya dia blasteran bule" dalam hatiku.
karena jarak ku duduk sekitar 8 meteran dari si Tara jadi ku ga bisa dengar pembicaraan mereka, mereka sepertinya sangat akrab, tak lama si cowo yang berbicara dengan Tara ini menghampiri ku, dan berkata

"Lu si John kan ? yang dulu waktu SMA gila tentara itu ?" dia bertanya dengan wajah penuh keyakian
"Darimana si kampret ini tau ?" Dalam hatiku
belum sempat aku menjawab dia langsung nyambung
"Gue Viktor, dulu kita 1 SMA di Bekasi, kita bertiga ini 1 sekolah dulu, dari 3 generasi yang berbeda, lu pasti lupa sama gue, tapi gue ga lupa sama lu" kata dia, ternyata si Viktor ini temennya Tara.
"Kalian sudah saling kenal ?" kata Tara.
"Iya, dia dulu terkenal karena gayanya yang kaya tentara, semua orang di angkatan gue kenal sama si John" kata si Viktor dan itu membuat aku ge'er. Seneng sih, tapi seneng campur lupa.
"Wah lu terkenal juga ya bang, tapi gue kok ga kenal lu ?" kata Tara,
"Ya gak kenal lah, lu kan di bawah gue Tar, sementara John setahun diatas gue" kata Viktor.

  Setelah percakapan singkat dan basa-basi yang gak penting, dia minta ijin untuk pulang duluan.
Unik bagaimana pertemuan dengan orang yang kita kenal bisa terjadi disini. Dunia itu benar-benar selebar daun pintu. hehehe..

Setelah itu aku dan Tara memutuskan untuk kembali ke losmen, berhubung hari sudah menunjukkan pukul 16.30 Wita.
Bersiap untuk petualang hari esok, kisah apa lagi yang akan kami dapat ?
Semoga saja menyenangkan.

Bersmabung.
Post a Comment

Back to Top