NYASAR KE BALI 3

Posted by Labels: at
Pagi ke 2 di Bali, pagi ini sedikit berbeda, karen aku sedikit kurang sehat, ga tau kenapa mendadak ku jadi malas untuk jalan-jalan. Namun ku ga mau buang-buang waktu. Segera setelah sarapan dengan si Tara, aku memutuskan untuk menuju daerah ujung pulau Bali, yaitu Uluwatu.
Dari pantai Kuta menuju Uluwatu memakan waktu kurang lebih 2 jam.

 Berjalan dengan santai menikmati jalanan kota Bali, banyak wisatawan bule yang hilir mudik dengan motor sambil membawa papan surfing, bener-bener serasa di luar negeri, hanya dipandu oleh Google map, dan suara wanita seksi yang seolah memberi semangat kepada kami yang sedang terpanggang terik sinar matahari
"20 Meter di depan belok kiri.." kata mbak-mbak di aplikasi Google map ini.
"Oke mbak" jawab ku untuk membunuh rasa lelah.
"10 Meter di depan belok kiri" kembali suara dari aplikasi itu terdengar.
"iya mbak, baru aja 1 menit yang lalu mbak ingetin, ga capek apa ?" ku jawab untuk menghilangkan kejenuhan, walupun si Tara menatap ku dengan tatapan aneh dan menganggap ku gila
"Belok kiri.." suara itu kembali terdengar 1 menit kemudian.
"Gak mau ah mbak, ku mau lurus aja" jawab ku.
si Tara makin yakin lalo aku udah mulai ga waras.
"Bang..Turunin aku sekaran !!.. kalo gak aku teriak nih" kata Tara.
"Oke, silahkan.." ku menepi di pinggiran jalan.
"Kok abang tega turunin aku ??? Jahat !!!" kata Tara sembari kesal.
"Tadikan kamu yang mminta." Jawab ku.
"Cowok itu sama aja, ga pernah ngertiin perasaan cewek !" kata Tara sambil naik lagi ke motor.
Ini yang salah aku atau dia ? hahaha...  percakapan diatas tentang dia minta turun itu terjadi di pikiran ku, karena sengatan sinar matahari, ku jadi ga bisa berpikir jernih, pantas saja kalo ibu-ibu selalu ga bisa ngontrol emosi saat jalan-jalan ke matahari, apa lagi ada diskon besar-besaran hingga 60% sampai 80% di bulan ramadhan.. Looohhh !!! kemana arah pembicaraan ini ? sepertinya aku benar-benar ga fokus, ada yang punya akua ???

 Kembali lagi, setelah 1 jam 30 menit kamii berkendara dengan motor, kami makin masuk ke daerah terpencil, jalanan makin sempit dan sepi, makin sedikit warga yang terlihat.

"Ini bener gak lewat sini ?" kata ku dengan khawatir
"Bener bang, ini emang bener sesuai Google map" Kata Tara.
"Tapi kenapa makin ga ada tanda-tanda kehidpan ya ?" jawab ku khawatir

 Benar saja, tak lama ada beberapa bule yang berjalan di tepian jalan sambil membawa papan surfing,
"Tuh kan bener bang.. Lu sih ga percayaan" kata Tara
Lalu di depan ada pertigaan, Google map menyuruh kami untuk belok kiri, padahal di depan tertera jelas Pura Uluwatu mengarah lurus kedepan. Dilema pun terjadi diantara kami, akhirnya aku mengambil keputusan untuk belok kiri, dan... Kami salah. Hahaha.. Tapi dibalik kesalahan itu kami menemukan sesuatu yang tidak kami cari, itu seperti pantai tersembunyi. Kami lihat dari kejauhan biasan sinar yang menyilaukan mata. Semangat yang telah lama hilang pun kembali seakan kami baru saja minum extra njoh denga es batu yang sangta banyak.
 Namun disayangkan, ini seperti pantainya para bule, kaya private island gitu, bukan Chelsea island, tapi private island, mungkin adiknya si Chelsea island. wkwkkwk...
Masuk ke pantai ini dikenakan biaya Rp.5000/orang belum lagi biaya parkirnya.
Setelah transakasi sukses dilakukan, kami menuruni anak tangga yang cukup panjang. Kami seperti memasuki perkampungan para bule, bule everywhere with underwear..
Ini seperti little Kuta di Uluwatu, diantara tebing-tebing karang ada banyak penginapan dan cafe yng di huni oleh para bule, di satu sudut ada juga pembuat papan surfing, pedagang makanan ringan dan tukang tatto, mereka sepertinya aseli orang priboemi.
Miris juga sih melihatnya, daerah mereka seperti dijajah oleh orang bule. namun perasaan miris ku terbantahkan, saat melihat seorang bule cowok yang sedang asik bercengkrama dan bercanda ria dengan seorang gadis kecil yang mungkin warga asli disini.
Ternyata mereka tidak dijajah, hanya kedatangan tamu bule dari jauh.

 Setelah melewati karang yang meurun tajam, masuklah kami kedalam goa karang yang sangat awesome di tepian pantai itu. "Waw.." Itulah kata-kata pertama yang mampu ku ucapkan, karena disini benar-benar seperti pantainya para bule. banyak bule yang berjemur di hamparan pasir putih dan ada juga yang bersurfing ria di tengah ombak yang jernih, beda dengan pantai Kuta, pantai yang aku sendiri ga tau namanya apa ini sangat bersih dan jernih airnya, pasirnya juga sangat putih dengan tiupan angin yang semilir menyejukkan. Walaupun pantai ini ga luas, hanya 60 meteran lah panjangnya, namun ini benar-benar pantainya para bule.
 Aku dan Tara memang tidak berniat untuk mandi di pantai, Tara sibuk mengumpulkan cangkang siput laut dan aku sibuk berburu foto para surfer yang sedng beraksi di tengah laut nan jernih dengan ombak yang cukup tinggi.

 Tak lama, kami pun memutuskan untuk kembali, dan saat kembali, rasa penasaran ku mengalahkan kehendak Google map yang telah tersetting menuju pantai Kuta, ku memutuskan untuk ke pura Uluwatu, masuk ke kawasan kembali dikenakan biaya Rp.7.000/motor.
 Di pura Uluwatu ini kita diharuskan masuk menggunakan kain selendang warna emas dan ungu.
aku serasa jadi orang bali aseli nih.. hehehe.. Saat masuk gerbang Pura kami langsung disambut oleh para kera yang sangat banyak, waw.. kalo tadi ada bule everywhere, ini malah monkey everywhere with their poop in everywhere to..

 2 jam kami berkeliling di pura Uluwatu, melihat pura di ujung tebing karang yang sangat menakjubkan. ujung dari pulau bali yang menawarkan sejuta keindahan dan keunikannyam setiap sore menjelang matahari terbenam selalu ada tari kecak disini, namun tiketnya cukup mahal, yaitu Rp.100.000/orang.  Kami ga jadi nonton karena mahal. hehehe..

Tepat jam 15.00 Wita kami memutuskan untuk kembali, jalanan cukup macet sore itu, ku ga tau kenapa, kami mencoba mengambil jalan pintas, namun kami malah nyasar ke pantai Jimbaran, pantai ini tepat berada di selatannya pantai Kuta, apa boleh buat ? kami memutuskan untuk berhenti dan menikmati matahari terbenam di pantai ini, di sela-sela perahu tua milik para nelayan, kami duduk di pasir putih sembari foto-foto, ya tau lah anak alay, si Tara tak henti-hentinya menuruh ku memotret dirinya yang sedang menatap matahari terbenam, pura-puranya foto candid.

Setelah matahri telah tenggelam di telan laut di depan kami, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. setibanya di losmen, kami pun beristirahat, bersiap untuk pulang di esok hari.

  Pagipun kembali menyambut, lagi-lagi kami sarapan dan di temani ibu-ibu tua yang setiap pagi kami temui, dia selalu sendiri.
"Mau jalan kemana lagi kalian nak ?" kata si ibu tua itu.
"paling ke pantai Kuta bu, soalnya kami belum kesana, abis itu langsung pulang dari terminal Denpasar, ga bisa ketemu ibu lagi nih yg selalu nemenin kita sarapan" kata ku.
"Jangan bilang gitu, kalo takdir pasti bisa ketemu lagi, ga ada kata selamat tinggal, yang ada hanya sampai jumpa" kata si ibu itu dengan bijaknya.
Waw, si ibu ini keren.. hehehe..
 Tak lama aku dan Tara pun berpamitan kepada si ibu,  lalu kami tancap gas ke pantai Kuta, kami sempat berfoto-foto, lagi-lagi kami tidak sedikitpun menyentuh air laut, ke Bali tanpa sedikitpun mandi di pantainya, itulah kami.

 Disaat ku merekam video selfie, sempat ada 3 orang anak gadis bule sekitar 16 tahunan usia mereka, sembari membawa papan surfing mereka ternyata ikut narsis di belakang ku. hehehe... lumayan dapet video sama bule cantik.
Sementara si Tara masih sibuk mengepang rambutnya di tepian pantai bersama ibu-ibu tukang kepang, aku sibuk pula memburu foto para peselancar bule.

Setelah kami puas di Kuta, kami langsung berangkat menuju terminal Denpasar untuk kembali pulang ke Jember, kampung kelahiran ku, ongkos bis ini sekitar Rp.170.000/oran, langsung ke Jember, biasanya Rp.80.000/orang, karena libur harga naik.
 Setelah mendapat bis, kami mengembalikan motor kepada pemiliknya, perjalanan dari Denpasar ke Jember dengan bis patas ini memakan waktu 6 jam..
Namun perjalanan belum berhenti sampai disini, masih ada petualangan lain, nantikan kisah kami selanjutnya..

2 comments:

  1. Suka Bangets ama quote si ibu "Kalo takdir pasti bisa ketemu lagi, ga ada kata selamat tinggal, yang ada hanya sampai jumpa"

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Tik.. Ibu itu selalu sendirian setiap pagi, dengan santai dia duduk sembari memegang cangkir berisi teh manis panas, aku curiga, dia yg punya losmen itu.
      tapi dia bijak banget, itu hanya 1 quotes yg ku inget dari dia, sebenernya ada banyak, tapi aku ga inget.

      Delete

Back to Top